Selamat Datang di ranah PZW Ciamis

Kami siap menampilkan informasi seputar Zakat dan Wakaf di Kabupaten Ciamis

Rabu, 14 April 2010

What is The ISLAM ???

Islam pada dasarnya adalah penyerahan absolut manusia kepada Tuhan. Dari akar kata Aslama, secara harfiah Islam berarti Kepasrahan. Karena itu, Islam yang berpangkal pada kepasrahan, bukan hanya khas ajaran Muhammad. Semua Nabi dan Rasul Allah termasuk 124 ribu Nabi yang tidak disebut dalam Al-Quran, tidak membawa amanat lain kecuali pesan kepasrahan diri pada Tuhan. ( Q.S. Al-Baqarah : 133)

"Adakah kamu hadir ketika Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya."

Masalahnya; ajaran-ajaran para Rasul itu kini telah dimanipulasi sedemikian rupa sehingga pesan Kepasrahan hanya pada Allah menjadi rancu dan selanjutnya memunculkan bentuk-bentuk kepasrahan yang lain.
Dalam tubuh Umat Islam sendiri, Keimanan pada Allah baru sebatas pengakuan secara formal dan kesediaan melaksanakan hal-hal yang bersifat ritual,
Ibadah ritual sering dianggap sebagai tujuan akhir, sehingga mengerjakan shalat pun sekedar terbebas dari kewajiban dan ancaman Allah. Ibadah dilakukan hanya untuk mengisi absensi, atau supaya tidak defisit pahala. Istilah Lillahi ta’ala hanya tinggal di bibir.
Lebih parah lagi kalau masalah ibadah ritual sudah diramaikan oleh Ego masing-masing pengekor madzhab. Perbedaan furu’iyah diperuncing dengan motif politis dan akhirnya merobek tatanan kepasrahan kepada Allah, lantas haruskah Allah dibagi-bagi menjadi Tuhan-Tuhannya Madzhab ?..
Mungkinkah, gara-gara definisi Shalat: “Ucapan-ucapan dan gerakkan-gerakkan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”, Shalat sebagai tiang pokok agama itu tercabut dari fungsinya,? yaitu : menciptakan suasana yang humanis, liberalis, dan transenden.
Kita sering bangga melihat orang patuh mengerjakan shalat, bahkan ke mekkah pun tak cukup sekali, akan tetapi kebanggaan itu lenyap seketika ketika kita tahu bahwa kepatuhan itu hanya sering tersisa di mesjid dan pada saat shalat, atau pada saat ibadah haji, sementara peningkatan mutu mentalitas atau perilaku belum begitu tampak dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa , buktinya ? silakan chek sekeliling kita, betapa banyak bangsat mengaku dermawan, dan dorna mengaku ulama. Semoga kita tidak……………………………………..

Wassalam, Wahyu Penamas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar